Sepaket Orang Baik
Siang itu aku sudah berencana untuk mengajak Alma mengunjungi salah satu ikon kota Padang. Ya tepatnya berada di Tepi Laut yang biasanya orang sebut Taplau. Jujur saja selama aku berada dikota ini, bisa dikatakan baru hitungan 5 jari aku mengunjungi Taplau alias Tapi Lauik. Hitungannya dihitung dari aku masuk bangku kuliah ya, kalau dihitung dari waktu ku lahir mungkin sampai hitungan 10 jari :D
Memang betul sangat jarang sekali aku ke Taplau ini. Rumahku berjarak sekian ratus kilometer dari Taplau ini, Aku tidak tau berapa KM tepatnya. Ya kalau naik Angkutan Umum kurang lebih 4 jam sampai dengan keadaan jalan yang tidak macet. Kalau macet, bisa sampai 5 atau 7 jam, bahkan kalau macet lebaran bisa sampai seharian. oke, ini tidak penting kita kembali ke topik awal.
Aku dan Alma pergi dengan menaiki angkot kota Padang jurusan Unand - Pasar Raya. Kami berhenti di Pasar Raya karena ada keperluan, setelah selesai aku memutuskan untuk berjalan kaki bersama alma, karna aku jarang naik angkot akupun ragu kalau naik angkot turunnya dimana. Seperti yang sudah aku ketahui, laut berada sekita 300 meter didepan kami, hmm aku ragu mgkn sampai 350 meter. Kami berjalan meski cuaca sedikit panas kala itu. Akhirnya sampai juga disana, meski tujuan awalnya bukan dibagian sana. Kami mencari tempat yang bagus sekaligus beristirahat setelah berjalan cukup jauh. Setelah beristirahat kami melanjutkan jalan kembali ke ujung ditempat ikon Kota Padang yang kumaksud tadi. Ya memang jauh, ku akui. Tapi lebih jauh lomba gerak jalanku ketika kelas 7 Mtsn dahulu, bisa dikatakan memutari 7 kenagarian *maafagaklebai
Tapi lelahnya berbeda, yang ini lebih kerasa. Setelah duduk untuk istirahat, jam sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB. Aku perhatikan sekitar tak ada angkot sepanjang jalan. Ya Allah aku baru ingat jika disini tak ada angkot lebih tepatnya aku kurang tau masalah angkot ini. Kami berusaha mencari angkutan umum online tapi tidak ditemukan. Hampir pasrah. Akhirnya aku putuskan untuk berjalan lagi dengan Alma, niatnya mencari taxi jika ada yang sedang ditepi jalan berhenti. Namun tak kami temukan. Lanjut berjalan akhirnya aku memberanikan diri bertanya ke seorang ibu paruh baya disana. Apakah ada angkot yang lewat kesini bu?, tanyaku. Ibu itu menjawab tidak ada nak. Bagaimana dengan taxi? ibu itu seperti kebingungan juga mendengarkan pertanyaan saya. Lalu memencet-mencet tombol di Hpnya.
Kemudian aku melihat ibu itu berbicara di telfon, mungkin itu anaknya. Ibu itu menyuruh anaknya untuk mengantarkan kami ke alamat yang kami tuju. Ibunya mengatakan untuk harga, nego sama dengan anaknya saja. Bagiku itu tidak masalah, yang jelas kami bisa balik. Setelah di antar sampai tempat yang kami tuju. Aku bertanya kepada anak ibu tersebut mengenai harganya. Lalu menunjukkan ekspresi marah, dan mengatakan "emang saya ojek?". Aku merasa salah bicara, tapi jika ku ingat Ibunya tadi bilang untuk harga nego sama anaknya. Lalu aku rubah kata-kataku "ini sebagai rasa terimakasih kami" kataku. Tapi dia tidak peduli malah memberhentikaan angkot yang kebetulan lewat. Yah, aku bingung, aku tidak tahu harus bagaimana. Jika ku pegang tangannya untuk memberikan uang terimakasih itu, tidak mungkin. Akhirnya sekali lagi kukatakan, mohon diterima kataku. Dia masih tak peduli dan mengatakan udah itu angkotnya. Dan aku menyerah memberikan uang itu kepadanya. Ku ucapkan terimakasih banyak seraya membungkukkan sedikit badanku. Lalu berlalu menuju angkot yang sudah menunggu kami sedari tadi. Tak kupandangi anak ibu itu, aku merasa sedikit aneh, bersalah? sudah merepotkannya, atau karena tidak memberikan uang tadi. Ah sudahlah aku mencoba melupakan kejadian sore itu.
Angkot melaju dengan kecepatan yang tidak stabil. Kamu harus tahu angkot kota Padang itu seperti apa. Tak perlu kujelaskan, kamu datang saja kesini dan rasakan sensasinya naik angkot Padang. Kalau dapat angkot yang dikendarai Bapak-bapak, syukur. Namun jika yang mengendarai anak muda, ya Wallahu'alam. Di dalam angkot Alma mencoba mengirim pesan ke nomor yang kuberikan. Rencana akan menelfon nomor tersebut setelah turun dari angkot. Karena suara volume musik angkot agak berisik. Namun, nomor yang di sms tadi malah menelfon. Ya mau bagaimana lagi. Alma malam ini akan balik, jadi butuh taxi atau semacamnya untuk ke Bandara. Alhamdulillah, setelah sampai di kost bapak taxi nya menelfon lagi katanya udah hampir sampai. Wah bapaknya ontime, malah masih kurang 15 menit lagi dari waktu yang telah ditentukan. Ketika sampai di depan taxi, bapaknya nanya ada aplikasi goj*k? biar lebih murah kata bapaknya. Tapi setelah dicari mobil bapaknya. Ga ketemu-ketemu. Udah pakai aplikasi di hp ku juga waktu itu. Masih sama. Entah apa yang salah. Yang jelas bapaknya baik banget. Akhirnya setelah 15 menit nyari-nyari bapaknya bilang. Yaudah naik aja dulu nntik coba kita cari lagi ditempat lain.
Akhirnya berpisah dengan Alma, pertemuan kami memang tak diduga. Dipertemukan oleh group online di akun sosmedku. Ya jika kamu membaca tulisanku yang sebelumnya maka kamu mengerti karena ada kaitannya.
Setelah Alma berangkat, kucoba hubungi dia lagi. Apa sudah bertemu mobil bapaknya. Ternyata tetap tidak ditemukan. Alma bilang "nantik dimatikan argo taxinya kalau macet, bapaknya baik banget Alhamdulillah".
Hari itu adalah hari dimana aku bertemu banyak orang baik. Alhamdulillah. Puji Syukur kepada Allah telah mengirimkan orang-orang baik untuk kami yang memang sangat membutuhkan bantuan. 8 Juli 2017 adalah hari yang bersejarah dan akan sulit kulupakan. Sampai bertemu lagi Alma. Semoga apa yang sedang dicita-citakan bisa dikabulkan Allah SWT. aamiin
Padang, 11 Juli 2017
Comments
Post a Comment